banner 728x250

PMII Takalar Kecam Tayangan Trans7 yang Dinilai Cemarkan Citra Pesantren

banner 120x600
banner 468x60

TAKALAR,15memit.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Takalar menyampaikan kecaman keras terhadap salah satu tayangan di stasiun televisi Trans7 yang dinilai menyinggung dan merendahkan citra pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Dalam pernyataan sikap resmi yang dirilis pada Rabu, 15 Oktober 2025, PMII Takalar menilai tayangan tersebut menggambarkan pesantren secara negatif dan tidak proporsional, sehingga berpotensi menimbulkan stigma buruk di tengah masyarakat.

banner 325x300

“Tayangan itu, baik secara langsung maupun tidak, menampilkan pesantren seolah-olah identik dengan kekerasan, keterbelakangan, dan praktik menyimpang. Ini bentuk pemberitaan tidak berimbang dan sangat melukai hati jutaan santri serta keluarga besar pesantren di Indonesia,” ujar Ketua PC PMII Takalar, Riswan Arianto, dalam keterangan tertulisnya.

PMII Takalar menegaskan bahwa pesantren selama ini menjadi benteng moral bangsa dan telah melahirkan banyak tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Karena itu, mereka menilai pemberitaan yang menstigmatisasi pesantren adalah bentuk ketidakadilan informasi.“Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang berperan besar dalam membangun peradaban bangsa. Stigma negatif melalui media bisa menciptakan disinformasi dan memperlemah kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan Islam,” lanjut Riswan.

Dalam pernyataan sikapnya, PMII Takalar menyampaikan empat poin utama:

  1. Mengecam keras tayangan Trans7 yang dianggap mendiskreditkan institusi pesantren.
  2. Menuntut Trans7 untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa dan kanal resmi.
  3. Mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar mengevaluasi dan memberi sanksi terhadap Trans7 atas dugaan pelanggaran etika penyiaran.
  4. Mengajak seluruh elemen pesantren dan masyarakat menjaga marwah pesantren dengan menunjukkan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan mencerdaskan.

PMII Takalar juga menegaskan komitmennya untuk terus mengawal aspirasi masyarakat pesantren dan siap berdialog dengan pihak-pihak terkait guna menyelesaikan polemik ini secara bijak dan bermartabat.“Kami percaya media memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan informasi yang edukatif, berimbang, dan tidak menyudutkan kelompok manapun. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran agar tidak terulang di masa depan,” tutup Riswan Arianto.

(*)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *